Tuesday, January 14, 2014
Benarkah Yang Tidak Dilakukan Nabi, Sahabat, dan Ulama Salaf Adalah Mesti Terlarang?
Mungkin kita pernah menjumpai seseorang yang mengatakan bahwa melakukan sesuatu yang tidak dilakukan nabi, sahabat, dan salafus sholeh adalah perbuatan terlarang yang pelakunya divonis sebagai ahlul bid’ah yang tercela yang tempatnya kelak di nereka. Benarkah demikian?
Sesungguhnya, apa-apa yang tidak dilakukan di zaman Nabi, sahabat dan ulama salaf, bukanlah hujjah untuk melarang suatu perkara baru dalam Agama. Barometenya adalah sesuai tidaknya dengan kaedah dalam syari’at. Jika sesuai maka itu bukanlah hal yang buruk, dan bisa jadi itu menjadi wajib, sunnah, atau pun mubah. Jika tidak sesuai maka bisa jadi itu haram atau makruh.
Imam al-Qurthubi mengatakan:
كل بدعة صدرت من مخلوق فلا يخلو أن يكون لها أصل في الشرع أولا، فإن كان لها أصل كانت واقعة تحت عموم ما ندب الله إليه وخص رسوله عليه، فهي في حيز المدح وإن لم يكن مثاله موجودا كنوع من الجود والسخاء وفعل المعروف، فهذا فعله من الافعال المحمودة، وإن لم يكن الفاعل قد سبق إليه
“Setiap bid’ah yang datang dari makhluk, maka tidak terlepas dari dua perkara yakni adakalanya memiliki asal dalam syari’at atau tidak ada asalnya. Jika memiliki asal dalam syari’at, maka masuk dalam keumuman apa yang Allah dan Rasul-Nya anjurkan, perkara ini masuk pujian (baik), walaupun belum ada contoh sebelumnya semisal merk (macam/jenis) dari sifat kedermawanan, kemurahan dan pebuatan ma’ruf, maka ini semua jika dilakukan adalah termasuk perbuatan terpuji, meskipun belum ada contoh orang yang melakukannya…”
Imam asy-Syafi’i pun mengatakan:
كل ما له مستند من الشرع فليس ببدعة ولو لم يعمل به السلف
“Setiap perkara yang memiliki landasan dari syari’atnya, maka bukanlah bid’ah walaupun tidak dilakukan oleh ulama salaf “.
Ibnul Qayyim (ulama wahabi) mengatakan:
والقائل: إنَّ أحداً من السلف لم يفعل ذلك، قائل ما لا علم له به،فإنَّ هذه شهادة على نفي ما لم يعلمه، وما يدريه أن السلف كانوايفعلون ذلك ولايشهدون من حضرهم عليه
“Orang yang mengatakan bahwa sesungguhnya seorang dari salaf pun tidak ada yang melakukannya, maka dia adalah orang yang berucap tanpa dasar ilmu, karena hal itu adalah kesaksian atas penafian apa yang ia tidak ketahui, dan dia tidak mengetahui mungkin saja ada salaf yang melakukan hal itu akan tetapi tidak ada yang menyaksikan dari orang yang hadir “.
Pegang kaedah agung ini dan sebarkan supaya banyak saudara kita yang paham.
oleh : ( Ibnu Abdillah Al-Katibiy)
Sumber : http://www.elhooda.net
Related Posts:
bid'ah
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar: