Ad 468 X 60

.

Monday, September 15, 2014

Widgets

Telaah Sunnah dan Bid’ah (1)

Sunnah sebagai lawan bid'ah meliputi sesuatu yang berada dalam koridor teks dan dasar-dasar syariah seperti ijma', qiyas dan lainnya. Juga sesuatu yang bermaslahat dan cocok meski belum pernah dilakukan atau diperintahkan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wassalam, dengan syarat maslahat yang dimaksud tidak mengobrak-abrik teks suci dan dan tidak berdampak buruk.

Sebagian orang sangat keras hingga mengklaim apapun hal yang baru tanpa adanya contoh di zaman Rasulullah dan 3 abad pertama distigma sebagai bid’ah yang sesat (bid’ah dlalalah), mereka juga mengingkari pembagian para fukaha mengenai bid’ah menjadi bid’ah yang diterima (maqbulah) dan ditolak (mardudah) atau baik (hasanah) dan buruk (sayiah) atas dasar sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Jabir bahwa Rasulullah berkata dalam satu khotbahnya “Perkara paling jelek adalah hal yang baru dan setiap hal yang baru adalah sesat” dan sebuah hadis yang diriwayatkan Abu Dawud dan Ibnu Majah bahwa Rasul berkata dalam satu khotbahnya “jangan sekali-kali kalian melakukan hal yang baru, sebab semua hal yang baru adalah bid’ah dan segala bid’ah adalah sesat”


Sayang sekali, mereka telah lupa bahwa sejak dahulu Rasulullah telah membagi hal yang baru mejadi maqbul dan mardud sebagaimana riwayat Imam Muslim dan Jarir bin Abdullah bahwa Rasul bersabda “Barang siapa yang memberi contoh (sanna) hal baru yang baik (sunnatan hasanatan) pada Islam, ia akan mendapatkan pahala dan pahala orang setelahnya yang mengikuti jejaknya hingga hari kiamat tanpa sedikitpun pahala itu berkurang. Dan siapapun yang memulai hal baru yang buruk (sunnatan sayyiatan) dalam Islam, ia akan mendapatkan dosa dan dosa orang setelahnya yang telah mengikutinya dengan tanpa mengurangi sedikitpun dari dosa-dosanya”

Sudah sangat jelas dalam hadis ini pembagian hal baru ada yang diterima dan tidak.

Hal tersebut berlaku disetiap zaman, bukan diarahkan pada zaman tertentu. Mempersempit arah hadis itu hanya pada masa khulafa rasyidun, sahabat dan tabiin adalah tindakan ceroboh tanpa dalil.

Telaah Sunnah dan Bid’ah (2)

Dr. Umar Abdullah Kamil

Sumber : Suara Al-Azhar

SHARE THIS POST   

  • Facebook
  • Twitter
  • Myspace
  • Google Buzz
  • Reddit
  • Stumnleupon
  • Delicious
  • Digg
  • Technorati

0 komentar: