Tuesday, August 7, 2012
Berobat dengan Barokah Do’a
إِذَاشْتَكَيْتُ فَضَعْ يَدَكَ حَيْثُ تَشْتَكِى ، ثُمَّ قُلْ “بِسْمِ اللهِ أَعُوْذُ بِعِزَّةِ اللهِ وَقُدْرَتِهِ مِنْ شَرِّمَا أَجِدُ مِنْ وَجَعِى هَذَا” ثُمَّ ارْفَعْ يَدَكَ ثُمَّ ذَلِكَ وِتْرًا. رَوَاهُ التُّرْمُذِى عَنْ اَنَسْ
Artinya: Jika
anda mengeluh sakit, maka letakkan tanganmu pada bagian yang kamu rasa
sakit, lalu ucapkanlah, “Dengan menyebut asma allah saya berlindung
dengan kemuliaan allah dan kekuasaan allah dari sakit yang kurasakan
ini. Lalu angkat tanganmu dan lakukan itu dengan ulangan ganjil.” (HR. at-Turmudzi dari Anas)
Yang bisa dipetik dari hadist ini antara lain:
Pertama,
bahwa semuanya itu adalah kehendak Allah, ketentuan Allah ta’ala dan
semua terjadi maasyaallaahu kaana wa maa lam yasya’ lam yakun (apa yang
Allah kehedaki terjadi, dan apa yang tidak dikehendaki-Nya maka tidak
terjadi) . Kalau Allah berkehendak pasti terjadi dan jika Allah tidak
berkehendak tidak terjadi.
Kedua,
menyadari bahwa semuanya itu dari Allah terjadi dengan kehendak dan
ketentuan Allah, tidak ada pilihan lain kecuali menerima dengan ikhlas.
Maka, ketika itu ujian berupa musibah, sakit dan lain sebagainya,
mengeluhnya juga kepada Allah, maturnya juga kepada Allah, minta
sembuhnya juga kepada Allah, juga dengan menyebut asma-asma Allah.
Dari awal
meyakini dan menyadari semua dari Allah, ketika dia ingin sembuh pun
minta kepada Allah dengan menyebut juga sama Allah. Dan mengikuti
tuntunan Allah juga Rasulullah. Jadi, urut ini. Allah semua, tindakannya
juga kesana semua.
Ketiga, Agama
Islam mengajarkan kita agar tidak putus asa. Sebisa-bisanya tetap
berikhtiar mengobati sakit. Kalau tidak ada pengobatan secara medis,
secara dhohir yang sebagian orang meyakini itu lebih cespleng, lebih
pasti, tidak bisa ilmiah. Kalau nggak mungkin melakukan pengobatan
secara medis mungkin tidak menemukan dokter, mungkin belum ditemukan
obatnya, atau nggak punya biaya dan sebagainya kesulitan, tetap tidak
boleh putus asa, tetap berikhtiar sekalipun hanya dengan doa termasuk
yang ada didalam hadits seperti atas. Dan doa seperti ini tidak boleh
dipandang remeh kan? Banyak orang sembuh karena barokah doa, juga banyak
orang yang nggak sembuh-sembuh meskipun sudah diobati secara medis.
Jangan
lantas begitu, kita berobat tetap sakit lantas putus asa, tidak boleh.
Peluang sekecil apapun tetap dilakukan contohnya dengan berdoa.
Keempat,
tradisi rukyah atau nyuwuk itu memang sesuatu yang syar’i benar adanya
dan sama sekali tidak khurofat, sama sekali tidak bid’ah tidak ada yang
salah dengan suwuk. Tentu selama mintanya kepada Allah dengan menyebut
asma Allah, juga kalam Allah dan tentu mengikuti tuntunan Rasulullah
SAW, dan tidak boleh menyalahi ketentuan al-Qur’an maupun sunnah.
Kelima,
lakukan hal itu dengan hitungan yang ganjil. Jadi, Allah, Rasulullah,
agama islam itu senang dengan ganjil. Innallaaha witrun yuhibblwitron …
insyaallah kalau doa pun diulangi dengan hitungan ganjil, akhirnya Allah
senang. Dengan adanya Allah senang, Allah ridho itulah maka Allah pun
memberi kesembuhan. Jangan diabaikan, jangan diremehkan
perintah-perintah sekecil seperti itu. Tetap dilakukan sekalipun itu
sunnah. Jangan bilang “alah mok Cuma sunnah saja”, siapa ngerti
keinginan yang dituju, Allah ridho akhirnya sembuh.
Oleh: KH. Marzuki Mustamar
Sumber : Sarkub.com
Related Posts:
Barokah Berobat ramadan romadhon
Subscribe to:
Post Comments (Atom)













0 komentar: