Ad 468 X 60

.

Saturday, December 7, 2013

Widgets

Tasawwuf dan Toreqat

Ada yang tidak senang kepada tasawwuf dan tareqat. Kedua-duanya dibenci terus. Seboleh-bolehnya hendak dikuburkan, dihilangkan dari hati umat Islam.

Memang ada tareqat yang tersasar dari landasan (melanggar panduan al Quran dan As Sunnah), namun ada tareqat yang muktabar dan diiktiraf oleh alim ulama.

Kepada mereka yang memusuhi tasawwuf, amat sukar sekali untuk menghapuskannya dari umat Islam. Karena sebagaimana yang dijelaskan oleh Habib Ali Al Jufri - walaupun ada yang mempergunakan kalam Ibnu Taimiyyah untuk mengecam ahli sufi, beliau tetap memuji tasawwuf dan merasa terhormat dirinya memiliki hubungan sanad dengan Imam Abd Qadir al Jailani.

Ibnu Qayyim yang sering dijadikan peluru untuk menembak ahli sufi, malah menulis tiga jilid kitab tentang tasawwuf iaitu Madarij al Salikin fi Syarh Manazil Sa'irin. Imam Ahmad bin Hanbal menulis Kitab al Zuhd. Imam hafiz az Zahabi menulis Siyar A'lam an Nubala' yang bukan hanya menjabarkan biografi Imam hadits tetapi juga para imam besar tasawwuf contohnya Ma'ruf al Kurkhi begitu juga kitab Sifat as sofwah karya Imam Ibn Al Jauzi.Begitulah keadaan para ulama hadits yang bergelar al hafiz yang kadang-kadang mereka tuduh benar, kadang-kadang salah. Bahkan ketika bersangkutan dengan aqidah, mereka katakan para ulama salafussoleh itu salah semuanya. Jadi menurut mereka, aqidah Ibnu al Jauzi itu salah. Aqidah Imam an Nawawi itu salah, karena ia menulis sejarah hidup guru-gurunya yang meriwayatkan hadith sampai kepada Imam Muslim dan menyebut mereka sebagai sufi. Aqidah Imam az Zahabi salah. Aqidah Imam al Suyuthi salah. Demikian pula aqidah Imam as Subki, imam As Sakhawi, Imam Ibn Hajar serta imam mazhab yang merujuk kepada kaum sufi dan memegang ucapan-ucapan mereka untuk melembutkan hati.

Jika mereka menuduh kaum sufi itu syirik dan sesat, berarti mereka tidak percaya kepada al Quran dan hadits yang ada sekarang. Kenapa ?

Karena seluruh sanad dan rantaian riwayat al Quran dan hadits yang sampai kepada kita sekarang penuh dengan ahli sufi. Setiap periwayatan bacaan al Quran yang tujuh (qira'ah sab'ah) atau yang sepuluh (qira'ah 'asyarah) pasti di dalamnya ditemukan imam sufi.

siapa yang menyimak sohih Bukhari dan Sohih Muslim serta kitab-kitab hadits yang lainnya tanpa melalui perawi yang bukan sufi ? Jika ada yang mengatakan (ahli sufi) itu musyrik, mereka kafir, dan kita diam saja. Ini artinya bencana akan mengancam generasi setelah kita. Yang mereka tahu tentang para sufi kemudiannya adalah bahwa mereka kafir dan sesat.

Sekarang ini, kita seperti malas bertindak. Padahal di luar sana, melalui khutbah, kaset, dan buku-buku berbagai kebohongan telah dihembuskan sekelompok orang yang tidak menjaga ketaqwaan kepada Allah ketika berbicara tentang orang-orang soleh. Berbagai tuduhan-tuduhan serong diarahkan kepada kaum sufi.

Jika ini dibiarkan, tentu generasi setelah kita akan berkesimpulan bahwa hadits dan al Quran yang mereka terima tidak dapat dipercayai karena diriwayatkan kaum sufi yang mereka ketahui kafir dan sesat.

Sumber rujukan : dari kitab Ma'alim al Suluk li al Mar'ah al Muslimah, Karya Habib Ali Al Jufri, Terbitan Dar al Ma'rifah, Beirut, cet 5, 1428 H/2007M

Terjemahan : Habib Ali al Jufri, Terapi Ruhani Untuk Semua, Cet II 2012, Penerbit Zaman, Jakarta
Sumber :Aminah AlBa

SHARE THIS POST   

  • Facebook
  • Twitter
  • Myspace
  • Google Buzz
  • Reddit
  • Stumnleupon
  • Delicious
  • Digg
  • Technorati

0 komentar: