Sunday, January 11, 2015
KITAB BIDAYATUL HIDAYAH [Karya IMAM AL GHOZZALI (32) : Bab Maksiat Telinga dan Lidah
وأما الأذن:
فاحفظها عن أن تصغي بها إلى البدعة، أو الغيبة، أو الفحش، أ الخوض في الباطل، أو ذكر مساوىء الناس؛ فإنما خلقت لك لتسمع بها كلام الله تعالى، وسنة رسول الله صلى الله عليه وسلم، وحكمة أوليائه، وتتوصل باستفادة العلم بها إلى الملك المقيم والنعيم الدائم في جوار رب العالمين. فإذا أصغيت بها إلى شيء من المكاره صار ما كان لك عليك، وانقلب ما كان سبب فوزك سبب هلاكك، وهذا غية الخسران. ولا تظن أن الإصم يختص به القائل دون المستمع؛ ففي الخبر: (أن المستمع شريك القائل وهو أحد المغتابين).
Adapun telinga, maka peliharalah ia agar tidak mendengar bidah, gibah, perkataan keji, takut pada kebatilan, atau kejelekan orang. Telinga tersebut diciptakan untukmu agar engkau bisa mendengar kalam Allah Swt, sunah Rasulullah shollallohu alaihi wasallam, dan kata hikmah para wali serta agar engkau bisa mempergunakannya untuk bisa menggapai surga yang penuh kenikmatan, kekal abadi di sisi Tuhan Penguasa alam semesta.
Jika engkau mempergunakan telinga tersebut pada sesuatu yang dibenci ia akan menjadi beban atau musuh bagimu. Begitu pula ia akan berbalik arah dari yang seharusnya bisa mengantarkanmu menuju kesuksesan, menjadi mengantarkanmu menuju kehancuran. Ini benar-benar merupakan kerugian. Jangan engkau mengira bahwa dosanya hanya dibebankan kepada si pembicara, sedangkan si pendengar terbebas dari dosa. Karena, dalam riwayat disebutkan, pendengar adalah sekutu bagi yang berbicara. Ia adalah salah satu pihak dari dua orang yang sedang bergibah (bergunjing).
وأما اللسان:
فإنما خلق لتكثر به ذكر الله تعالى وتلاوة كتابه، وترشدن به خلق الله تعالى إلى طريقه، وتظهر به ما في ضميرك من حاجات دينك ودنياك. فإذا استعملته في غير ما خلق له، فقد كفرت نعمة الله تعالى فيه، وهو أغلب أعضائك عليك وعلى سائر الخلق، ولا يكب الناس في النار على مناخرهم إلا حصائد ألسنتهم.
Adapun lidah, maka ia diciptakan agar dengannya engkau bisa banyak berzikir kepada Allah Swt, membaca Kitab Suci-Nya, memberi petunjuk kepada makhluk Allah lainnya, serta mengungkapkan kebutuhan agama dan duniamu yang tersimpan dalam hati.
Apabila engkau mempergunakannya bukan pada tujuan yang telah digariskan berarti engkau telah kufur terhadap nikmat Allah Swt. Lidah merupakan anggota badanmu yang paling dominan. Tidaklah manusia diceburkan ke dalam api neraka melainkan sebagai akibat dari apa yang dilakukan oleh lidah.
فاستظهر عليه بغاية قوتك حتى لا يكبك في قعر جهنم، ففي الخبر: (إن الرجل ليتكلم بالكلمة ليضحك بها أصحابه فيهوي بها في قعر جهنم سبعين خريفا)، وروى أنه قتل شهيد في المعركة على عهد رسول الله صلى الله عليه وسلم فقال قائل:ن هنيئا له الجنة، فقال: صلى الله عليه وسلم: (وما يدريك لعله كان يتكلم فيما لا يعنيه، ويبخل بما لا يغنيه).
Maka peliharalah ia dengan semua kekuatan yang kau miliki agar ia tidak menjerumuskanmu ke dalam dasar neraka. Sebuah riwayat menyebutkan, "Sesungguhnya seseorang berbicara dengan satu kata yang dengannya ia ingin membuat teman-temanya tertawa, namun karena itu ia jatuh ke dasar neraka selama tujuh puluh musim."
Dalam riwayat lain disebutkan bahwa ada seorang syahid yang terbunuh di dalam peperangan pada masa Rasulullah Saw. Lalu seseorang berkata, "Selamat baginya yang telah memperoleh surga!" Tapi Rasul Saw. kemudian bersabda, "Dari mana engkau tahu? Barangkali ia pernah mengatakan sesuatu yang tak berguna dan bakhil terhadap sesuatu yang takkan pernah mencukupinya."
فاحفظ لسانك من ثمانية: فاحفظ منه لسانك في الجد والهزل، ولا تعود لسانك الكذب هزلا فيتداعى إلى الجد، والكذب من أمهات الكبائر، ثم إنك إذا عرفت بذلك سقطت عدالتك والثقة بقولك، وتزدريك الأعين وتحتقرك.
وإذا أردت أن تعرف قبح الكذب من نفسك، فانظر إلى كذب غيرك، وعلى نفرة نفسك عنه، واستحقارك لصاحبه واستقباحك له.
Maka, peliharalah lidahmu dari delapan perkara:
Pertama: Berdusta.
Jagalah lidahmu agar jangan sampai berdusta baik dalam keadaan yang serius maupun bercanda. Jangan kau biasakan dirimu berdusta dalam canda karena hal itu akan mendorongmu untuk berdusta dalam hal yang bersifat serius. Berdusta termasuk induk dosa-dosa besar.
Kemudian, jika engkau dikenal mempunyai sifat seperti itu (pendusta) maka orang tak akan percaya pada perkataanmu dan untuk selanjutnya engkau akan hina dan dipandang sebelah mata. Apabila engkau ingin mengetahui busuknya perkataan dusta yang ada pada dirimu, maka lihatlah perkataan dusta yang dilakukan orang lain serta bagaimana engkau membenci, meremehkan, dan tidak menyukainya.
وكذلك فافعل في جميع عيوب نفسك؛ فإنك لا ترى قبح عيوبك من نفسك، بل من غيرك، فما استقبحته من غيرك يستقبحه غيرك منك لا محلاة؛ فلا ترض لنفسك ذلك.
Lakukanlah hal semacam itu pada semua aib dirimu ,Sesungguhnya
engkau tidak mengetahui aibmu lewat dirimu sendiri tapi lewat orang
lain. Apa yang kau benci dari orang lain, pasti juga orang lain membencinya darimu. Oleh karenanya, jangan kau biarkan hal itu ada pada dirimu.
Related Posts:
kajian Tasawuf
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar: