Ad 468 X 60

.

Tuesday, October 20, 2015

Widgets

Pernahkah Salam Kalian dijawab Nabiyul-A'dzom?

Hari ini, sambil mengisi waktu perjalanan saya kembali lagi ke kota JOGJA, saya akan sedikit bercerita tentang apa yang telah saya dapat dan dengar langsung dari Sayyidil-Habib Abdullah ibn Abdurrahman al Muhdhor pada waktu sore kemarin. 

Sejatinya kisah ini hanya singkat, tidaklah panjang, namun makna yang tersirat dari kisah tersebut ternyata mampu membuka mata hati kita, betapa sesungguhnya diri kita ini masih jauh dari ta'alluq (keterkaitan) dengan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Berikut kisahnya!! "

Diceitakan suatu ketika Syeikhul Abbas al Mursi -rahimahullahu ta'ala- berkata di depan para santrinya. Beliau mengatakan, 

"Wahai santri-santriku, tatkala (di dalam shalat) kalian mengucapkan ASSALAMMUALAIKA AYYUHAN-NABIYYU WARAHMATULLAHI WA BARAKAATUH, pernahkah kalian mendengarkan jawabannya?! Kemudian santri-santri beliau menjawab, "Belum pernah sama sekali." Dan Syeikhul-Abbas pun berkata, "Jika kalian memang belum pernah mendengar jawabannya sama sekali, maka bersedihlah kalian?! Karena sungguh kalian ini terhijab (terhalang) dari Nabiyul-A'dzom shallallahu alaihi wa sallam!!"

Sepenggal kisah di atas sejatinya memberikan gambaran kepada kita semua bahwa kita ini sebenarnya masih belum ada ta'alluq (keterkaitan) sama sekali dengan Baginda Nabi shallallahu alaihi wa sallam?! Ini sebab adanya hijab (atau penghalang) yang bersandar di dalam diri kita. Para kaum shalihin terdahulu, banyak dari mereka mencapai maqom/kedudukan yang tinggi di sisi Allahu subhanahu wa ta'ala lantaran sebab di dalam diri mereka sudah tidak ada lagi penghalang yang membatasi diri mereka dengan Allah serta Rasul-Nya. Maka tak heran apabila mereka mengucapkan salam kepada Nabi shallallahu alaihi wa aalihi wa sallam, lalu dijawab?! Bagaimana dengan kita?! Jauh, jauh dan jauh?! Namun demikian, kata Alhabib Abdullah ibn Abdurrahman al Muhdhor, untuk mencapai maqam tersebut hidupkanlah malam (qiyamul-lail)?! Karena para kaum shalaihin terdahulu di waktu malam banyak dari mereka ini melipat selimutnya, menggulung kasurnya, lalu mereka menghidupkan malam, bermunajat kepada Allah, membaca al Qur'an, berdzikir, bershalawat atau pun dars/membuka pelajaran?! Berbeda jauh dengan kita!!

MasyaAllah, mungkin inilah sebab betapa penghalang dalam diri kita ini begitu kuat, begitu tebal. Karena di waktu malam kita ini hanya bergumul dengan selimut, tertidur pulas dikasur, kita ini lebih sering untuk bersembalewa daripada harus menegakkan punggung, lalu berdiri, rukuk dan sujud?! Maka tak heran, jika kedudukan kita memang begitu jauh/berbeda dengan kedudukannya para kaum shalaihin terdahulu?! 

Ya Allah, semoga apa yang saya sampaikan ini dapat menjadi bahan renungan bagi kita semua, utamanya diri saya pribadi. Untuk berupaya merubah sikap kita, pola hidup kita yang selama ini masih jauh daripada jalannya kaum shalihin terdahulu. Saya juga memohon kepada Allahu subhanahu wa ta'ala, semoga di dalam diri kita ini tidak ada lagi penghalang apa pun yang dapat memisahkan antara kita dengan Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Ayyuhal-ikhwan, katakanlah "Aamiin ya Rabb!!"

Sumber : 
At KA. Prameks (St. Solobapalan - St. Yogyakarta)
follow twitter @muhsinbsy/@penerbitlayar
6 Muharram 1436 H/ 20 Oktober 2015 M


SHARE THIS POST   

  • Facebook
  • Twitter
  • Myspace
  • Google Buzz
  • Reddit
  • Stumnleupon
  • Delicious
  • Digg
  • Technorati

0 komentar: