Ad 468 X 60

.

Sunday, May 28, 2017

Widgets

■KITAB DURRATUN NASIHIN YANG SERING DIKRITIK■

Bismillah..

Kitab buah karya Syaikh Utsman bin Hasan bin Ahmad Syakir al-Khubawi ini menjadi incaran empuk kritik pedas oleh mereka - mereka yang selalu menggembor-gemborkan slogan KEMBALI KE AL QUR'AN dan AL HADITS. Dikarenakan kitab beliau ini banyak memuat hadits-hadits dlaif, bahkan hadits maudlu' atau hadits palsu. Sebagai contoh hadits yang selalu menjadi menu masyarakat di awal Ramadhan.

ﻣَﻦْ ﻓَﺮِﺡَ ﺑِﺪُﺧُﻮﻝِ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥَ ﺣَﺮَّﻡَ ﺍﻟﻠﻪُ ﺟَﺴَﺪَﻩُ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟِّﻨﻴْﺮَﺍﻥِ .
“Barangsiapa senang dengan masuknya bulan Ramadhan, maka Allah Ta’ala mengharamkan jasadnya bagi neraka”


Memang benar, matan hadits yang berbunyi demikian tidak akan kita temukan dalam Kutubussittah, yakni; Shahih Bukhari, Shahih Muslim, Sunan an-Nasa'i atau disebut juga As-Sunan As-Sughra, Sunan Abu Dawud, Sunan at-Tirmidzi dan Sunan ibnu Majah. Sehingga secara tekstualnya kalimat tersebut akan dikatakan tidak pernah disabdakan oleh Nabi SAW dan termasuk hadits maudlu (palsu) sebagaimana komentar-komentar yang bisa kita temukan dimedsos. Begitu pula dengan kritikan yang ditujukan pada kitab Ihya' Ulumuddinnya Imam Al Ghozali.

Namun menurut kami, vonis tersebut terlalu terburu-buru, sebab tidak diragukan bahwa beliau Syaikh Utsman adalah ahli hadits dan juga ahli tafsir, terlebih lagi beliau bermadzhabkan Abu Hanifah yang memperbolehkan periwayatan hadits bil ma'na.

Jadi yang perlu untuk diperjelas lagi, apa itu hadits maudlu', hadits yang tekstualnya tidak sama persis dangan apa yang pernah disabdakan Nabi SAW, apa tekstual sekaligus maknanya juga tidak pernah Nabi SAW sabdakan? Sehingga bila ada hadits yang maknanya itu shahih meski tekstualnya tidak sama persis tidak bisa dinamakan hadits maudlu' (palsu).

Abdullah ibn Sulaiman bin Akmiyah al-laithi ia berkata:
ﻳﺎ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻧﻲ ﺍﺳﻤﻊ ﻣﻨﻚ ﺍﻟﺤﺪﻳﺚ ﻻ ﺍﺳﺘﻄﻴﻊ ﺍﻥ ﺍﺅﺩﻳﻪ ﻛﻤﺎ ﺍﺳﻤﻊ ﻣﻨﻚ ﻳﺰﻳﺪ ﺣﺮﻓﺎ ﺍﻭ ﻳﻨﻘﺺ ﺣﺮﻓﺎ , ﻓﻘﺎﻝ ﺍﺫﺍ ﻟﻢ ﺗﺤﻠﻮﺍ ﺣﺮﺍﻣﺎ ﻭﻟﻢ ﺗﺤﺮﻣﻮﺍ ﺣﻼﻻ ﻭﺍﺻﺒﺘﻢ ﺍﻟﻤﻌﻨﻲ ﻓﻼ ﺑﺎﺀﺱ (ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﺒﻴﻬﻘﻲ)
“Wahai Rasulullah sesungguhnya saya telah mendengar darimu sesuatu hadits tapi saya tidak mampu untuk menyampaikan sebagaimana yang saya dengar darimu (mungkin) bertambah satu huruf atau berkurang satu huruf", maka Nabi SAW bersabda : Asal kalian tidak menghalalkan yang haram dan tidak mengharamkan yang halal serta kalian benar (dalam) maknanya maka tidak apa-apa”. (HR. Imam Baihaqi)

Dari hadits di atas tersebut dapat difaham bahwa dalam meriwayatkan hadits tidaklah harus sesuai dengan tekstualnya, yang terpokok maknanya shahih dan benar.


BENARKAH من فرح الخ adalah hadits maudlu' (palsu) ?!!!!
By: Mushohihku استاذ محمد هارساندي كودونج كانتيل


PP Al Falah Ploso Mojo Kediri.
Minggu 29 Mei 2017

SHARE THIS POST   

  • Facebook
  • Twitter
  • Myspace
  • Google Buzz
  • Reddit
  • Stumnleupon
  • Delicious
  • Digg
  • Technorati

0 komentar: