Ad 468 X 60

.

Thursday, March 28, 2013

Widgets

Nabi Menjenguk Ibu Yang di Rundung Duka

Apa yang sangat diinginkan oleh seorang wanita setelah ia menikah? Keinginan menjadi seorang ibu. Setiap wanita berkeinginan menimang anaknya, merawat dan mendidiknya dengan baik. Setiap hari ia berdoa dan berharap untuk dapat mengandung. Ketika saat yang dinanti itu tiba, hatinya pun berbunga-bunga. Selama berbulan-bulan ia ia kandung sang bayi dengan penuh cinta, meski harus mengalami banyak hal yang tidak ringan dan menyusahkan. Saat sang bayi terlahirkan, nyawa pun ia pertaruhkan, rasa sakit yang luar biasa ia tahan. Semua kepedihan itu segera sirna dan berubah menjadi senyuman bahagia, ketika suara tangis bayi yang ia nanti terdengar. Seakan tak pernah ada derita yang mengiringi kelahirannya. Hari demi hari ia merawat dan menyusuinya dengan cinta dan kasih yang tiada terkira.


Lalu bagaimanakah kiranya hati sang ibu, ketika tiba-tiba sang bayi pujaanya, kembali kepada Yang Maha Kuasa?. Tentu ia bersedih. Suatu hari, berita kesedihan seorang wanita Anshar yang kehilangan bayinya, terdengar oleh Rasulullah yang penuh cinta. Getaran kesedihan tersebut beliau rasakan. Rasa cinta dan kasih yang melimpah dalam jiwa beliau ṣallallāhu 'alayhi wa sallam membuatnya tidak dapat duduk diam. Beliau pun segera bangkit menuju rumah sang ibu bersama sejumlah sahabat untuk menghibur hatinya. Sesampainya di sana, beliau ṣallallāhu 'alayhi wa sallam berkata dengan lembut kepadanya:

 “Kudengar, engkau sedang bersedih?.”
“Bagaimana aku tidak bersedih, bayiku meninggal dunia, sedangkan aku tidak memiliki anak yang hidup bersamaku.”
“Sesungguhnya orang yang tidak punya anak adalah ia yang anaknya masih hidup. Ketahuilah, setiap muslimah yang tiga anaknya meninggal dunia, kemudian ia mengharap pahala dari Allah atasnya, maka ia pasti mendapatkan surga.” jawab Rasulullah ṣallallāhu 'alayhi wa sallam menghiburnya. Mendengar sabda Rasulullah ṣallallāhu 'alayhi wa sallam ini, ‘Umar bin Khattab raḍyAllāhu 'anhu berkata: “Bagaimana jika hanya dua anaknya yang meninggal, wahai Rasul?.” “Meskipun hanya dua.” jawab beliau ṣallallāhu 'alayhi wasallam.1

 Kepekaan terhadap penderitaan orang lain. perhatian terhadap kesedihan seseorang, merupakan suatu hal yang harus diteladani dari akhlak nabi Muhammad ṣallallāhu 'alayhi wa sallam (peace and blessings of Allāh be upon him). ia hanyalah seorang wanita Anshar yang tidak beliau kenal. Ketika mendengar kesedihan wanita itu, Nabi ṣallallāhu 'alayhi wa sallam (peace and blessings of Allāh be upon him) segera datang dan menghiburnya. Siapa yang tidak akan terhibur, ketika Nabi ṣallallāhu 'alayhi wa sallam (peace and blessings of Allāh be upon him) datang ke rumahnya dan mengatakan surga sebagai ganti putranya, jika ia mau mencari pahala di sisi Allah dengan bersabar atas musibah yang dialaminya tersebut. Demikianlah budi pekerti indah pemimpin seluruh umat, pemimpin para Nabi dan Rasul, baginda Muhammad ṣallallāhu 'alayhi wa sallam

 dari buku Akhlak Nabi karya Ust. Noval al Aydrus, hal. 30
1 Ad-Durrul Mantsur dan Musnad Imam ahmad.
Sumber : www.Akhlaknabi.com

SHARE THIS POST   

  • Facebook
  • Twitter
  • Myspace
  • Google Buzz
  • Reddit
  • Stumnleupon
  • Delicious
  • Digg
  • Technorati

0 komentar: