Ad 468 X 60

.

Monday, December 1, 2014

Widgets

KITAB BIDAYATUL HIDAYAH [Karya IMAM AL GHOZZALI (18)] : Tingkatan Dalam Beragama

واعلم أن العبد في حق دينه على ثلاث درجات: 
إما سالم.. وهو المقتصر على أداء الفرائض وترك المعاصي.
أو رابح.. وهو المتطوع بالقربات والنوافل.
أو خاسر.. وهو المصر عن اللوازم.
فإن لم تقدر أن تكون رابحا، فاجتهد أن تكون سالما، وإياك ثم إياك أن تكون خاسرا.

Ketahuilah bahwa sesungguhnya seorang hamba didalam hak beragamanya itu ada 3 derajat, 
Pertama derajatnya orang yang selamat, yaitu orang yg hanya melakukan kewajiban-kewajiban dan meninggalkan maksiat-maksiat,

Kedua derajatnya orang yang mendapat untung yaitu (selain melakukan kewajiban dan meninggalkan maksiat) dia juga melakukan kesunahan dgn melakukan ibadah-Ibadah sunnah.

Ketiga adalah derajatnya orang yang rugi, yaitu yang melanggengkan kewajiban-kwajiban saja (tidak meninggalkan maksiat)
jika engkau tdk mampu menjadi orang yg beruntung maka bersungguh sungguhlah untuk menjadi orang yang selamat , dan berhati-hati lah dari menjadi orang yg merugi.

والعبد في حق سائر العباد له ثلاث درجات: الأولى: أن ينزل في حقهم منزلة الكرام البررة من الملائكة، وهو أن يسعى في أغراضهم؛ رفقا بهم، وإدخالا للسرور على قلوبهم.
الثانية: أن ينزل في حقهم منزلة البهائم والجمادات؛ فلا ينالهم خيره، ولكن عنهم شره.
الثالثة: أن ينزل في حقهم منزلة العقارب والحيات والسباع الضاريات، لا يرجى خيره، ويتقى شره.

Seorang hamba dalam haknya terhadap seluruh hamba yang lainnya terdapat 3 tingkatan:
Pertama adalah menempati dalam hak mereka sebagai tempatnya orang-orang yang mulia dan baik yaitu para malaikat, misalnya dengan melayani kebutuhan-kebutuhan mereka, menolong mereka, dan menggembirakan hati mereka.

Kedua adalah menempati dalam hak mereka sebagai tempatnya hewan dan benda mati, mereka tidak mendapatkan kebaikan dari hamba tersebut dan juga tidak mendapatkan keburukannya.

Ketiga adalah menempati dalam hak mereka sebagai tempatnya kala jengking, ular dan hewan buas yang merugikan yang tidak bisa diharapkan kebaikannya tetapi malah menjaga diri dari keburukannya.

فإن لم تقدر على أن تلتحق بأفق الملائكة، فاحذر أن تنزل عن درجة البهائم والجمادات إلى درجة العقارب والحيات والسباع الضاريات. فإن رضيت لنفسك النزول من أعلى عليين، فلا ترض لها من الهوى إلى أسفل سافلين، فلعلك تنجو كفافا لا لك ولا عليك.

Jika engkau tidak mampu untuk menempati klompoknya malaikat maka berhati hatilah jangan sampai engkau turun dari derajatnya hewan dan benda mati ke derajatnya kala jengking, ular dan hewan buas yg merugikan.
jika engkau rela terhadap dirimu untuk turun dari derajat yg paling tinggi maka janganlah kamu rela untuk turun kederajat yang paling rendah, semoga saja engkau selamat sebagai kecukupan yaitu tidak adanya manfaat untukmu dan tidak adanya madhorot atasmu.

فعليك في بياض نهارك الا تشتغل إلا بما ينفعك في معادك أو معاشك الذي لا تستغنى عن الاستعانة به على معادك. فإن عجزت عن القيام بحق دينك مع مخالطة الناس، وكنت لا تسلم، فالعزلة أولى، فعليك بها؛ ففيها النجاة والسلامة.

Berhati-hatilah terhadap waktu siangmu jangan sampai engkau sibukkan dengan sesuatu yg tdk bermanfaat utk tempat kembalimu (akherat) atau kau gunakan untuk sibuk dengan mata pencaharianmu yang tidak bisa kau gunakan untuk menolong terhadap tempat kembalimu.
jika engkau tdk mampu untuk menjalankan hak agamamu dengan bercampurnya orang-orang dan engkau tidak bisa selamat maka uzlah itu lebih baik bagimu, karena dalam uzlah terdapat keselamatan.

فإن كانت الوساوس في العزلة تجاذبك إلى مالا يرضى الله تعالى، ولم تقدر على قمعها بوظائف العبادات فعليك بالنوم فهو أحسن أحوالك وأحوالنا إذا عجزنا عن الغنيمة رضينا بالسلامة في الهزيمة. فأحسن بحال من سلامة دينه في تعطيل حياته إذ النوم أخو الموت، وهو تعطيل الحياة والتحاق بالجمادات.

Jika ketika uzlah terdapat was was yg bisa menarik terhadap sesuatu yg tdk diridhoi oleh Allah ta'ala dan engkau tidak mampu untuk menghajarnya dengan kegiatan-kegiatan ibadah maka tidurlah saja karena ini sebai-baik2 keadaanmu dan keadaanku.
ketika kita tidak mampu untuk mendapat untung maka kita pun rela dengan selamat dari kekalahan.
suatu hal indah yg mengherankan, keselamatan agamanya didalam kekosongan hidupnya, karena tidur adalah saudaranya kematian, dan tidur ini mengkosongkan kehidupan dan menyerupai benda mati.

SHARE THIS POST   

  • Facebook
  • Twitter
  • Myspace
  • Google Buzz
  • Reddit
  • Stumnleupon
  • Delicious
  • Digg
  • Technorati

0 komentar: