Ad 468 X 60

.

Friday, February 20, 2015

Widgets

Kisah Lahirnya Sholawat Badar

KH Ali Mansur Siddiq terinspirasi dari sebuah Kitab yang berjudul “MANDZUMAH AHLUL BADAR ALMUSAMAH JALIYATUL KADAR FII FADOIL AHLUL BADAR” yang di susun oleh AL IMAM ASSAYYID JA’FAR ALBARJANZI.
Dan sebelum menulis Syair Sholawat Badar KH Ali bermimpi didatangi manusia-manusia berjubah putih bersorban hijau

Dan pada malam yang sama istri beliau bermimpi bertemu dengan Rosululloh ……
dan esok harinya KH Ali menemui Al Imam AlHabib Hadi AlHaddar Maula Banyuwangi dan menceritakan mimpinya kepada Habib Hadi dan Habib Hadi mengatakan “Bahwa orang orang yang datang di mimpimu itu adalah para Ahlul Badar” Dari Dua mimpi yang teramat mulia di malam yang bersamaan pula dan dengan penjelasan dari seorang Arifbillah yaitu Habib Hadi AlHadar yang membuat keyakinan beliau untuk menulis Syair Ahlul Badar.

Dan di malam Harinya Kiai Ali memulai menulis Syair Demi Syair berkenaan Ahlul badar yang di kemudian hari lebih mashur dengan nama Sholawat Badriyah

Esok harinya banyak para tetangganya dan orang orang kampung yang mengirimi bahan makan mulai dari beras, daging, sayur-mayur dan lain-lain.

Kiai Ali merasa heran dan bertanya kepada mereka yang mengirimi bahan makanan tersebut dan jawaban mereka semua:
“pada Subuh tadi datang orang berjubah putih memberitahukan bahwa di rumah Kiai Ali akan ada Acara besar”

Merasa heran dan penuh tanda tanya itu yang terjadi dalam diri Kiai Ali dan mengherankan lagi ada orang yang tidak dikenal ikut juga mempersiapkan acara tersebut.

Di pagi-pagi sekali Rombongan AlHabib Ali bin Abdurrahman AlHabsyi dari kwitang datang kerumah Kiai Ali dan ternyata inilah jawaban atas rasa penasaran beliau, betapa senangnya KH Ali mendapat kunjungan Ulama besar yang dikagumi oleh Umat Islam Indonesia dan merupakan hal yang teristimewa kejadian tersebut terhadap Kiai Ali atas kunjungan AlHabib Ali dan Rombongannya.

Didalam kunjungan tersebut tercatat dalam buku kecilnya Kiai Ali, beliau disana menyatatkan kejadian tersebut pada Hari Rabu pagi tanggal 26 September tahun 1962 jam 8 pagi.

Pada kesempatan itu dibacakan Maulidul Azab dan Ceramah agama, diantara yang memberikan ceramahnya adalah:

• AlHabib Ali AlHabsyi kwitang
• AlHabib Muhammad bin Ali AlHabsyi
• AlHabib Salim bin Jindan

Didalam rombongon tersebut ikut diantaranya AlHabib Ali bin Husein AlAthas, AlHabib Ahmad bin Ghalib AlHamid Surabaya,AlHabib Umar Assegaf Semarang dan banyak lagi yang lainnya para pembesar Ulama pada waktu itu.

Setelah usai acara AlHabib Ali AlHabsyi Kwitang menanyakan prihal Sholawat yang ditulis oleh Kiai Ali dan Kiai Ali mema’lumi hal itu karena memang Habib Ali dikenal luas sebagai Waliyulloh dan Kiai Ali langsung mengambil kertas berisi Syair yang ditulisnya dan membacakan di hadapan para Habib dengan suara indahnya yang memang Kiai Ali dikenal memiliki suara yang merdu.

Alunan Sholawat Badar yang indah didengar oleh para Habaib dengan penuh kekhusyuan sampai seluruhnya meneteskan air mata karena terharu dan setelah selesai Habib Ali berbicara meminta agar Sholawat tersebut di jadikan munajat untuk melawan Fitnah PKI.

Dan setelah itu Habib Ali mengundang Kiai Ali dalam Majlisnya di Jakarta pada Hari minggu yang dihadiri banyak para Alim Ulama dan Habaib serta beribu-ribu umat Islam dalam undangan tersebut.

KH Ali Mansur Siddiq didampingi oleh paman beliau yaitu KH Ahmad Qusairi. Di waktu itu pula Habib Ali meminta Kepada KH Ali untuk membaca Sholawat Badar susunannya di hadapan jamah yang hadir dan membuat Sholawat Badar menjadi Mashur tersebar luas dimana mana apalagi Sholawat tersebut selalu dibaca di awal Majlisnya Habib Ali AlHabsyi kwitang.

Setelah itu Habib Ali meminta kepada para murid muridnya untuk mencetak Teks Sholawat tersebut dan dibagi bagikan kepada para Jama’ahnya dan dicetak pertama kali di percetakan AlAidrus Jakarta.
Dan hingga saat ini Sholawat Badar berkembang pesat di tengah tengah masyarakat
 
Sumber : Obah Berkah

SHARE THIS POST   

  • Facebook
  • Twitter
  • Myspace
  • Google Buzz
  • Reddit
  • Stumnleupon
  • Delicious
  • Digg
  • Technorati

0 komentar: