Sunday, March 1, 2015
Ketika Jalaluddin Rumi Menampar kaum Radikal
Al kisah ada seorang muadzin bersuara jelek di negri mayoritas kristen. Walaupun ia bersuara jelek, ia tetap PD mengumandangkan adzan dan tak menghiraukan himbauan dari teman-temannya sesama ummat Islam.
Hingga suatu ketika datanglah seorang pendeta kepada muadzin tersebut dan memberikan berbagai kemewahan dunia yang begitu melimpah sebagai tanda terimakasih yang mendalam sang pendeta pada muadzin tersebut .
Karena penasaran maka orang Islam yang lainnya bertanya pada sang pendeta. " Wahai pendeta, kebaikan apakah kiranya yg anda peroleh dari seorang muadzin bersuara jelek ini" ?.Sang pendeta pun menjawab, " sesungguhnya saya mempunyai seorang putri jelita yg sangat aku sayangi dan kini sedang jatuh cinta pada seorang muslim yang shaleh. Aku mengkhawatirkan pada suatu saat nantia ia akan meninggalkanku dan agama yang kami peluk.
Hingga di suatu pagi buta, putriku terbangun oleh suara adzan dan bertanya padaku. "Ayah suara jelek dan berisik apaan sih itu"? . Aku pun menjawab , "Itu adalah suara adzan, yakni panggilan sholat bagi ummat Islam."
Putriku langsung tercengang dan hampir tak percaya, bagaiman mungkin indahnya ajaran Islam yang selalu di tampilkan oleh kekasihnya memiliki panggilan beribadah sejelek itu ? Sejak saat itulah putriku menjauhi kekasihnya itu dan juga Islam untuk selamanya.
Parodi diatas tertuang dalam Al Matsnawi, karya agung oleh sufi agung pula yg bernama Jalaluddin Al Rumi. Melalui parodi diatas, Al Rumi ingin MENAMPAR segelintir ummat Islam yg mengaburkan keindahan Islam dengan cara-cara yang tak Indah, Sehingga yang nampak di permukaan adalah kekejaman, anarkhisme, kekejian serta kekotoran nilai yang bernama Islam. Menjauhkan Islam dari keindahan, keluhuran, ketenangan, kedamaian dan keselamatan, ibarat menjauhkan api dari baranya.
Dari sini pula bisa di ambil kesimpulan, bahwa mendakwahkan Islam TIDAK CUKUP HANYA BERMODALKAN SEMANGAT saja, melainkan harus di dukung dengan pemahaman yang benar dan mendalam, akhlak terpuji dan tentunya manhaj yang benar pula. Sebaik apapun suatu hal jika di sampaikan dengan cara yang tidak benar, maka bukan kebaikan yang akan di dapat, justru fitnah yg akan timbul.
Sumber : Generasi muda NU
Related Posts:
Hikmah
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar: