Ad 468 X 60

.

Friday, May 15, 2015

Widgets

Hikmah dan Renungan Isra’ Mi`raj (bagian 2-selesai)

Oleh : Sayyidil Habib Umar Bin Hafidz

Dari Baitul Maqdis, Nabi kemudian menuju langit yang paling rendah hingga langit tertinggi, Para malaikat dan penghuni langit telah diberitahu bahwa Nabi akan datang dan merupakan kesempatan bagi mereka untuk menunjukkan penghormatan, seperti para sahabat yang memiliki kehormatan itu di bumi.

Meski Orang-orang di bumi melemparkan batu ke arahnya dan menghinanya tetapi orang-orang di langit memberinya sambutan terhangat. (Juga dikatakan, bahwa seluruh ciptaan Allah diseluruh Jagat Raya merindukan untuk menerima bagian dari rahmat yang dibawa Nabi ﷺ, dan penduduk Langit baru mendapatkan bagian rahmat nabi pada malam Isra Mi'raj).
Dimalam itu Nabi bertemu dengan datuknya, Adam dan Nabi lainnya di berbagai tingkat langit, dan semuanya ada pelajaran yang bisa dipetik. Dan meskipun Nabi adalah yang termulia dari seluruh ciptaan Allah, tetapi beliau juga memiliki akhlak terbaik, beliau mendatangi para anbiya satu persatu, mendahului memberi salam, menyapa mereka, dan mendoakan dan didoakan mereka pula..

Jibril juga meminta malaikat Malik untuk menunjukkan kepada beliau neraka dengan berbagai isi dan azabnya (dimana Nabi bersabda,'jika kalian melihat atau mengetahui apa yang kulihat dan kuketahui, kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis!') dan kemudian beliau juga melihat Jannah dengan segala kenikmatannya, dan Setelah itu beliau diantar menuju ke al-Bayt al-Ma'mur, yaitu bangunan yang menyerupai Ka`bah di atas langit ketujuh. Dan posisinya terletak tepat di atas Ka'bah yang ada di bumi, setiap saat ada 70.000 malaikat memasukinya dan beribadat disitu. Nabi ﷺ juga masuk dan sholat di dalamnya, bersama dengan roh-roh dari sebahagian orang orang pilihan Allah. Kemudian beliau pergi ke al-Sidratul Muntaha, pohon yang ukurannya dan keindahan tak terlukiskan. Dikatakan Jika selembar daunnya terjatuh itu akan menutupi langit dan bumi. Ini adalah titik akhir dari pengetahuan penciptaan.

Di sinilah Jibril berhenti dan tidak bisa melanjutkan perjalanan. dia mengatakan bahwa jika ia pergi lebih jauh, ia akan habis terbakar, tapi ia mengatakan kepada Nabi untuk melanjutkan perjalanannya sendirian. Sayyidina Muhammad ﷺ dengan seluruh jiwa dan raga serta akhlaknya naik ke Tahta Allah dan menjatuhkan diri bersujud. Nabi Musa alaihissalaam telah diperintahkan untuk melepaskan sandalnya ketika Allah berbicara kepadanya, tapi Habibullah (Nabi Muhammad) tidak diperintahkan untuk melakukan hal yang sama (waktu ingin melepaskan 'Sandalnya' Allah melarangnya). Allah kemudian memerintahkan dia untuk mengangkat kepalanya berhadapan dengan Allah dan Nabi berkata: 
"Salam, berkat dan doa terbaik hanya kepada Allah" (التَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ لِ),
Dan Allah menjawab:
“Salam Damai Atasmu wahai Rasulullah dan Rahmat dan Barokah Allah".
(السَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِىُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ),
Pada titik ini, ketika Allah telah mewujudkan diri-Nya kepadanya, Nabi mengingat para salehin dari umatnya dan bangsa-bangsa sebelumnya. Beliau berkata: 

"Damai sejahtera atas kami dan atas hamba hamba Allah yang saleh"
(السَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ),

Para malaikat di seluruh langit kemudian berteriak: 

"Kami bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya", 
(أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّ),

Kemudian Allah berfirman kepadanya, "Aku telah mengambil mu sebagai Habibullah dan Aku telah melapangkan hati dan mengangkat tinggi martabatmu, sehingga setiap kali NamaKu disebutkan, namamu juga akan disebutkan menyertai, Aku menjadikan Ummatmu yang terbaik dari seluruh Ummat, menciptakan mereka terakhir dan yang pertama menghadapKu pada hari kiamat. Aku menciptakan engkau yang pertama dan mengutus sebagai penutup dari seluruh Nabi".

Allah berbicara dengan lemah lembut ke Habib-Nya dan mengingatkan dia tentang berkat-Nya kepadanya. Dia mengatakan hal hal kepada-nya yang hanya Dia yang tahu.

Allah memerintahkan untuk ummatnya untuk melaksanakan lima puluh kali shalat wajib. Meski pada akhirnya dikurangi menjadi lima waktu dengan pahala tetap lima puluh. Adakah mereka yang tidak mampu melakukan sholat lima waktu tidak malu pada Tuhan mereka? Apa yang akan mereka lakukan jika harus sholat lima puluh kali setiap hari?

Allah membuat lima kali sholat wajib pada hamba-Nya, di mana ada kesempatan untuk berkomunikasi dengan Allah dan mendekatkan diri kepada-Nya. "Keadaan Yang Terdekat dari hamba dengan Tuhannya adalah ketika ia ber sujud".

Nabi telah diberkati dengan kemampuan untuk bertemu Tuhannya, berkah yang tidak ada orang lain akan menerima sampai mereka masuk surga. Bertemu/Melihat disini tidak dapat dipahami dengan cara biasa/lazim karena Allah adalah Maha Suci dan tidak bisa dibatasi tempat atau arah. ada sebagian Muslim yang menyangkal bahwa melihat Allah adalah mungkin, dan kami setuju dengan mereka bahwa melihat Allah dalam arti seperti melihat dengan cara biasa atau lazim adalah mustahil. Namun, apa yang kami pahami 'melihat Allah' adalah sesuatu yang jauh lebih besar dari itu, karena Perwujudan murni cahaya Allah, "mustahil terlukiskan".

Dalam perjalanan pulang Nabi bertemu Sayyidina Musa yang sangat ingin untuk ikut menerima beberapa cahaya yang memancar dari wajah Nabi ﷺ karena dirinya baru saja bertemu Tuhannya. Nabi Musa telah meminta untuk melihat Allah sewaktu di bumi namun permintaannya tidak dikabulkan. Ia kemudian meraup / mengambil cahaya sebanyak yang dia bisa dari wajah Nabi. Nabi ﷺ telah memberitahu kita bahwa akan datang suatu waktu ketika kaum Muslim akan mencari kemenangan melalui orang-orang yang telah melihat beliau, dan kemudian melalui orang-orang yang telah melihat orang-orang yang telah melihat dia. [Shohih Bukhari ] Hal ini menunjukkan bahwa ada rahasia yang bisa ditularkan melalui penglihatan pada wajah-wajah orang.

Rasulullah ﷺ tetap teguh atau kokoh setelah menyaksikan semua hal yang ia saksikan:

ما زاغ البصر وما طغى

لقد رأى من آيات ربه الكبرى

Penglihatannya (muhammad) tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya.

Sesungguhnya dia telah melihat sebahagian tanda-tanda (kekuasaan) Tuhannya yang paling besar.(Al-Najm,17-18)

ما كذب الفؤاد ما رأى

Hatinya tidak mendustakan apa yang telah dilihatnya.(Al-Najm, 11)

Semua ini terjadi hanya dalam beberapa saat. Begitu singkatnya waktu dimalam itu telah berlalu sehingga tempat di mana beliau tidur masih hangat ketika beliau kembali. Semua ini adalah contoh kecil bagaimana luar biasanya kekuasaan ilahi. Kita begitu terbiasa dengan pola berpikir sebab akibat dan hukum-hukum yang tercipta dari akal sehingga kita cenderung melupakan kehadiran kuasa ilahi dalam segala hal.

Dalam kenyataannya hal yang kita anggap normal sebenarnya adalah keajaiban atau mukjizat - bagaimana kita duduk dan berdiri, makan dan minum dll. Allah berfirman:

أفرأيتم الماء الذي تشربون

Maka terangkanlah kepadaKu tentang air yang kamu minum.

أأنتم أنزلتموه من المزن أم نحن المنزلون

Kamukah yang menurunkannya atau Kamikah yang menurunkannya?(Al-Waqi`ah, 68-69)

Semoga Allah melimpahkan sholawat kepada Baginda Nabi ﷺ yang telah melakukan perjalanan yang mengagumkan ini dan semoga Allah membangkitkan kita bersama berkumpul dengan nya. Menjadikan kita pengikut sejatinya. tidak menghalangi kita untuk bertemu dan melihat Nabi ﷺ dalam kehidupan ini, di alam Barzakh dan kehidupan berikutnya nan abadi di yaumil akhir. Memungkinkan kita untuk melihat wajah kekasihMu Ya Rabb, yang Telah Engkau izinkan untuk bertemu dengan Mu, sehingga kita bisa siap untuk bertemu dengan Mu dan Meraih semua Rahmat dan Ridha Mu di sebaik baiknya tempat yang telah Engkau Sediakan",

Aamiin Aamiin Allahumma Aamiin

Sumber : Foto Foto Habaib

SHARE THIS POST   

  • Facebook
  • Twitter
  • Myspace
  • Google Buzz
  • Reddit
  • Stumnleupon
  • Delicious
  • Digg
  • Technorati

0 komentar: