Sunday, November 22, 2015
Suka Mabuk, Boleh Kok Masuk Islam
Tausiyah Al Habib Husein bin Abdul Qodir Assegaf dalam acara Multaqo Ulama di Pondok Pesantren Ash-Shidqu, Kuningan, Jawa Barat, Sabtu, 14 November 2015 :
Menyampaikan ajaran Islam itu ada kadar dan porsinya masing-masing, kita tidak boleh dengan mudah mengatakan 'salah' kepada orang yang masih awam.
Diceritakan ada seorang lelaki suka minum-minuman keras ingin masuk Islam kemudian bertanya kepada seorang ulama
Lelaki : Apakah saya boleh masuk Islam sedangkan saya tidak bisa hidup tanpa minum-minuman keras ?
Lelaki : Bagaimana mungkin dibolehkan sementara di dalam Islam tidak dibolehkan minum-minuman keras ?
Ulama : Yang penting anda masuk Islam dulu, ucapkan dua kalimat syahadat, setelah itu mau minum-minuman keras, mau tidak sholat, mau tidak puasa silahkan
Lelaki : Baiklah kalau begitu
"Selang beberapa hari kemudian lelaki itu bertanya kembali"
Lelaki : Wahai syaikh, saya sudah mengucap syahadat, aku ingin belajar Sholat, tolong ajari aku
Ulama : Apa kamu benar-benar ingin belajar sholat ?
Lelaki : Iya benar, saya sungguh-sungguh
Ulama : Baiklah, sebelum saya ajari tata cara sholat, kamu harus tahu bahwa ketika melaksanakan sholat itu tidak boleh minum-minuman keras, tetapi setelah selesai sholat silahkan kalo mau minum-minuman keras lagi, apakah kamu bisa melakukannya ?
Lelaki : Itu sangat berat, tapi saya coba dulu Syaikh
Kemudian sang lelaki diajarkan tata cara sholat sampai ia bisa meski dia masih suka minuman keras, sampai pada suatu ketika
Lelaki : Ya Syaikh, saya merasakan ketenangan saat melakukan sholat, saya mulai meninggalkan minum-minuman keras, dan saya berjanji tidak akan minum-minuman keras lagi.
Subhanallah, begitulah cara berdakwah, sang ulama tidak langsung berkata "TIDAK BOLEH" ketika ada orang yang ingin masuk Islam meski masih suka minuman keras. Lambat laun ia merasakan ketenangan dalam berISLAM, sampai ia menjadi orang yang paling benci dengan minuman keras.
Ulama tersebut tidak rela bila lelaki itu meninggal dalam keadaan tidak memegang keimanan ketika langsung ditolak saat hendak masuk Islam meski suka minuman keras.
Karena keinginan untuk masuk Islam saja sudah merupakan hidayah ( petunjuk ) dari Allah Subhanahuwata'ala. Maka carilah dan gunakanlah celah hidayah dari berbagai penjuru, sekecil apapun jalan hidayah, tetap bisa dimanfaatkan demi mendapat hidayah yang lebih besar.
Wallahu a'lam
Allahumma sholli 'ala Sayyidina Muhammad wa'ala alihi washobihi wasalim
Related Posts:
Hikmah Kisah
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar: