Ad 468 X 60

.

Sunday, June 16, 2013

Widgets

Tafsir Surah Ali ‘Imran (135-136) : Balasan Orang yang Bertaubat


Dan orang-orang yang, apabila mereka melakukan perbuatan keji atau mereka menzhalimi diri sendiri, mereka ingat kepada Allah, lalu memohon ampunan atas dosa-dosanya” yakni, apabila me­reka telah melakukan suatu dosa, per­buatan itu segera mereka ikuti dengan taubat dan istighfar
Manusia adalah tempat salah dan lupa. Karenanya, melakukan suatu dosa atau ke­salahan adalah sesuatu yang sering terjadi pada manusia, kecuali Rasulullah SAW, terlepas dari seberapa seringnya seseorang melakukan dosa dan bagai­mana yang dilakukannya setelah itu. Orang-orang yang beriman kepada Allah dan mengharapkan keridhaan-Nya bu­kanlah mereka yang tidak pernah ber­buat dosa atau kesalahan, melainkan orang yang segera bertaubat setelah menyadari perbuatan dosanya dan se­gera mengiringinya dengan perbuatan baik.
Ayat 135-136 surah Ali ‘Imran berikut ini berbicara tentang masalah mereka yang memohon ampun setelah melaku­kan kesalahan, dan tentang balasan yang mereka terima dari Allah SWT. Marilah kita simak kedua ayat ini dan pe­nafsirannya sebagaimana yang disebut­kan oleh Ibnu Katsir dalam kitab tafsir­nya.

Allah SWT berfirman:

Dan (juga) orang-orang yang, apa­bila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun ter­hadap dosa-dosa mereka, dan siapa lagi yang dapat menghapuskan dosa selain dari Allah? Dan mereka tidak menerus­kan perbuatan kejinya itu, sedang me­reka mengetahui. Mereka itu balasannya ialah ampunan dari Tuhan mereka dan surga, yang di dalamnya mengalir su­ngai-sungai, sedang mereka kekal di da­lamnya, dan itulah sebaik-baik pahala orang-orang yang beramal.

Firman Allah Ta‘ala yang artinya “Dan orang-orang yang, apabila mereka melakukan perbuatan keji atau mereka menzhalimi diri sendiri, mereka ingat kepada Allah, lalu memohon ampunan atas dosa-dosanya” yakni, apabila me­reka telah melakukan suatu dosa, per­buatan itu segera mereka ikuti dengan taubat dan istighfar.

Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah RA dari Nabi SAW bahwa be­liau bersabda, “Sesungguhnya ada se­seorang melakukan sebuah dosa, lalu ia berkata, ‘Tuhanku, sesungguhnya aku telah melakukan sebuah dosa, maka ampunilah aku atas dosa itu.’

‘Sungguh, Kuampuni hamba-Ku ini atas dosanya.’

Kemudian ia melakukan dosa lain­nya, lalu berkata, ‘Tuhanku, sesungguh­nya aku telah melakukan sebuah dosa, maka ampunilah.’

Maka Allah, Yang Mahasuci lagi Mahatinggi, berfirman, ‘Hamba-Ku me­ngetahui bahwa dirinya memiliki Tuhan, yang dapat mengampuninya karena taubatnya atau menyiksa karena dosa­nya. Sungguh, Kuampuni hamba-Ku itu.’

Kemudian ia melakukan dosa lain­nya, lalu berkata, ‘Tuhanku, sesungguh­nya aku telah melakukan sebuah dosa, maka ampunilah.’

Maka Allah, Yang Mahasuci lagi Mahatinggi, berfirman, ‘Hamba-Ku me­ngetahui bahwa dirinya memiliki Tuhan, yang dapat mengampuninya karena tau­batnya atau menyiksa karena dosanya. Sungguh, Aku ampuni hamba-Ku itu.’

Kemudian ia melakukan dosa lainya, dan berkata, ‘Tuhanku, sesungguhnya aku telah melakukan sebuah dosa, maka ampunilah.’

Maka Allah, Yang Mahasuci lagi Maha­­tinggi, berfirman, ‘Hamba-Ku mengetahui bahwa dirinya memiliki Tuhan, yang dapat mengampuninya ka­rena taubatnya atau menyiksa karena dosanya. Aku mem­persaksikan kepada­mu bahwa se­sungguhnya Aku telah mengampuni ham­ba-Ku itu. Maka laku­kanlah apa yang dikehendakinya’ (Tentu, yang dimaksud adalah perbuatan-perbuatan yang Allah ridhai).”

Tatkala bertaubat, sangat dianjurkan untuk berwudhu dan shalat dua rakaat. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad bin Hanbal dari Ali RA, ia ber­kata, “Apabila aku mendengar sebuah hadits dari Rasulullah SAW, Allah memberiku manfaat dari hadits itu de­ngan manfaat yang dikehendaki-Nya. Apabila ada orang lain menceritakan hadits dari Nabi SAW kepadaku, aku meminta orang itu bersumpah. Jika ia ber­sumpah kepadaku, aku membenar­kannya. Sesungguhnya Abu Bakar menceritakan kepadaku, dan dia itu benar, bahwa ia mendengar Rasulullah SAW bersabda, ‘Tidaklah seseorang berbuat dosa, lalu berwudhu dengan baik, kemudian shalat dua rakaat, lalu memohon ampun kepada Allah Azza wa Jalla, melainkan Allah mengampuni­nya’.”

Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Sa‘id, dari Nabi SAW, beliau bersabda, “Iblis berkata, ‘Ya Tuhanku, demi ke­agungan-Mu, aku akan senantiasa me­nyesatkan Bani Adam selama ruh masih berada dalam jasad mereka.’

Maka Allah Ta‘ala berfirman, ‘Demi kemuliaan-Ku dan keagungan-Ku, Aku akan senantiasa mengampuni mereka selama mereka meminta ampun ke­pada-Ku’.”

Firman Allah yang artinya “Tiada yang mengampuni dosa kecuali Allah”, yakni, tidak ada yang dapat menghapus­kan dosa kecuali Dia. Firman Allah Ta`ala yang artinya “Dan mereka tidak terus-menerus dalam kemaksiatan yang mereka lakukan, sedang mereka me­nge­tahui”, yakni, mereka bertaubat dan tidak terus-menerus berada dalam ke­maksiatan. Setiap kali melakukan dosa, ia bertaubat lagi darinya. Al-Hafizh Abu Ya`la Al-Mushili meriwayatkan da­lam Musnad-nya, dari budak Abu Bakar, dari Abu Bakar RA, ia berkata bahwa Rasul­ullah SAW bersabda, “Tidak dikatakan terus-menerus dalam dosa, yaitu bagi orang yang beristighfar, walaupun ia mengulangi dosa itu sebanyak 70 kali dalam sehari (Tentu, syaratnya saat ia beristighfar tidak ber­niat mengulangi).” Hadits ini hasan.

Firman Allah yang artinya “Sedang mereka mengetahui”, yakni, barang siapa bertaubat, Allah akan menerima taubatnya. Ini senada dengan firman Allah Ta`ala yang artinya “Apakah mereka tidak mengetahui bahwa Allah akan menerima taubat dari hamba-hamba-Nya?” Ayat lain yang senada dengan ini banyak sekali. Firman Allah Ta`ala yang artinya “Mereka itu balas­annya ialah ampunan dari Tuhannya”, yakni, balasan bagi mereka yang memi­liki sifat-sifat seperti itu adalah ampunan dan surga. ”Ampunan dari Tuhan me­reka dan surga, yang mengalir sungai-sungai di bawahnya”, yakni, dari berba­gai jenis minuman. “Sedang mereka kekal di dalamnya”, yakni, mereka me­netap di sana. “Dan itulah sebaik-baik pahala orang-orang yang beramal.” Di sini Allah memuji kelebihan (keistimewa­an) surga.

AY sumber : http://www.majalah-alkisah.com/index.php/zawiyah/2602-tafsir-surah-ali-imran-135-136--balasan-orang-yang-bertaubat

SHARE THIS POST   

  • Facebook
  • Twitter
  • Myspace
  • Google Buzz
  • Reddit
  • Stumnleupon
  • Delicious
  • Digg
  • Technorati

0 komentar: