Ad 468 X 60

.

Tuesday, July 21, 2015

Widgets

Kemuliaan Shalat Berjamaah ( Bagian-1)

Oleh : Sayid Muhammad bin Alawi al-Maliki al-Hassani

Di antara kemuliaan umat Nabi Muhammad Shalallahu alaiihi waAlihi wa shohbihi wa salam ialah bahwa Allah SWT menjanjikan pahala besar dan imbalan berlimpah kepada hamba-Nya yang mengamalkan shalat berjamaah.

Allah SWT melimpahkan pahala lebih besar kepada orang yang mengamalkan shalat berjamaah, yaitu dua puluh lima kali lipat. Sebuah hadis sahih yang dituturkan oleh Abu Hurairah r.a. dan Abdullah bin ‘Umar r.a., bahwasanya Rasulullah Shalallahu alaiihi waAlihi wa shohbihi wa salam telah menyatakan:


صلاة الجماعة افضل من صلاة الفذ بسبع وعشرين درجة وفي رواية – بخمس وعشرين درجة

“Shalat berjamaah lebih afdhal derajatnya dua puluh tujuh kali dari-pada shalat al-fadz (shalat menyendiri, munfarid)”

Dalam riwayat lain disebut dua puluh lima kali.

An-Nawawi menjawab perbedaan di antara dua riwayat tersebut di atas dengan mengatakan, bahwa perbedaan itu tergantung pada keadaan orang yang shalat dan shalatnya itu sendiri. Bisa saja ada yang men­dapat dua puluh lima dan ada pula yang mendapat dua puluh tujuh. Itu tergantung pada kesempurnaan shalatnya, kehati-hatian pengamalannya, kekhusyukannya, banyaknya jumlah pesertanya, dan tempat di mana shalat jamaah itu diselenggarakan.

Dalam shalat berjamaah, Allah SWT akan memberikan ampunan ke­pada para pesertanya. ‘Utsman bin ‘Affan r.a. menuturkan, bahwa ia mendengar sendiri Rasulullah Shalallahu alaiihi waAlihi wa shohbihi wa salam berkata:


من توضأ فاسبغ الوضوء ثم مشى الى صلاة مكتوبة فصلاها مع الإمام غفر له ذنبه

“Barangsiapa yang berwudhu dan menyempurnakan wudhunya, lalu ia berjalan kaki ke masjid untuk menunaikan shalat fardhu bersa-ma Imam (berjamaah), Allah mengampuni dosa-dosanya.” (Diriwa­yatkan oleh Ibnu Khuzaimah di dalam Shahih-nya.).

Ibnu Abbas r.a. menuturkan, bahwasanya Rasulullah Shalallahu alaiihi waAlihi wa shohbihi wa salam pernah mengatakan, “Pada suatu malam aku didatangi oleh pendatang dari Tuhanku.” Ia berkata kepadaku, “Hai Muhammad!” Kujawab, “Labbaika, Rabbi wa sa’daika.” Ia lalu bertanya, “Tahukah Anda, mengenai apa al-malaul-a’la (para malaikat) berbantah-bantahan?” Kujawab, “Aku tidak tahu ….” Ia lalu meletakkan tangannya pada tengkukku sehingga kurasakan dinginnya di tengah dadaku—atau “pada leherku sehingga aku dapat mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi”—atau be­liau sebut, “yang ada di antara timur dan barat” …. Pendatang berkata, “Hai Muhammad, tahukah Anda mengenai apa al-mala ul-A’la berban­tah-bantahan?” Kujawab, “Ya, mengenai derajat dan kifarat serta ayunan langkah kaki menuju jamaah (menuju shalat berjamaah). (Hadis terse­but diketengahkan oleh Turmudzi dan dinilai olehnya sebagai hadis hasan gharib [baik tak dikenal]).

Siapa yang menjaga baik-baik shalat berjamaah ia terlepas dan sela­mat dari neraka. Itu yang pertama. Sedangkan yang kedua, adalah selamat dari kemunafikan, dari sikap plintat-plintut terhadap aturan-aturan agama, dan mendapat kesucian (kejernihan) hati terhadap Allah SWT serta keikhlasannya dalam menaati Allah SWT. Selain itu orang ber-iman (yang menjaga baik-baik salat berjamaah itu) dadanya akan dima-suki cahaya terang. Dengan demikian ia akan mudah membersihkan diri dari berbagai perbuatan yang rendah serta mudah menghindari dosa-dosa kecil dan besar. Mengenai itu Anas bin Malik menuturkan, bahwasanya Rasulullah Shalallahu alaiihi waAlihi wa shohbihi wa salam telah menegaskan:


من صلى أربعين يوما في جماعة يدرك التكبيرة الاولى كتب له براءتان. براءة من النار وبراءة من النفاق

“Orang yang empat puluh hari shalat berjamaah dan selalu menyak-sikan (tidak terlambat) takbir pertama (takbiratul-ihram) dicatat ba-ginya dua keselamatan: Keselamatan dari neraka dan keselamatan dari kemunafikan.” (Diriwayatkan oleh Turmudzi).

Sumber : Terj. Syaraf al-Ummah al-Muhammadiyyah
 http://www.alhabibahmadnoveljindan.org/

SHARE THIS POST   

  • Facebook
  • Twitter
  • Myspace
  • Google Buzz
  • Reddit
  • Stumnleupon
  • Delicious
  • Digg
  • Technorati

0 komentar: